HANIFAH
HANIFAH Oleh: M. Irfan Luthfi Sebuah kereta api baru saja meninggalkan stasiun itu. Seorang gadis yang tak lebih masih berusia dua puluh tahun masih berdiri di sebuah peron.Gadis muda yang mengenakan baju keperwiraan wanita itu baru saja melepas kepergian kekasihnya yang akan ikut bertempur di medan perang. Tampak ia masih mengayun – ayunkan sapu tangan putih ke arah kereta yang perlahan mulai menjauh dan menjauh dari stasiun itu. Hingga akhirnya kereta itu tak tampak lagi dan Ia hanya bisa berdiri termenung menatap ke arah matahari terbenam. Mengingat beratnya hati untuk melepas kepergian sang kekasih ke medan perang yang tiada jelas akhirnya. Ialah Hanifah, seorang gadis muda yang harus mulai merasakan beratnya menjalin cinta di masa perang kemerdekaan. Meski kekasihnya bukanlah seorang tentara, namun seorang wartawan perang. Namun bahayanya sama saja, bahkan lebih daripada seorang tentara. Tanpa senjata ataupun alat perlindungan yang lain, seorang warta