Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2012

HANIFAH

HANIFAH Oleh: M. Irfan Luthfi Sebuah kereta api baru saja meninggalkan stasiun itu. Seorang gadis yang tak lebih masih berusia dua puluh tahun masih berdiri di sebuah peron.Gadis muda yang mengenakan baju keperwiraan wanita itu baru saja melepas kepergian kekasihnya yang akan ikut bertempur di medan perang. Tampak ia masih mengayun – ayunkan sapu tangan putih ke arah kereta yang perlahan mulai menjauh dan menjauh dari stasiun itu. Hingga akhirnya kereta itu tak tampak lagi dan Ia hanya bisa berdiri termenung menatap ke arah matahari terbenam. Mengingat beratnya hati untuk melepas kepergian sang kekasih ke medan perang yang tiada jelas akhirnya. Ialah Hanifah, seorang gadis muda yang harus mulai merasakan beratnya menjalin cinta di masa perang kemerdekaan. Meski kekasihnya bukanlah seorang tentara, namun seorang wartawan perang. Namun bahayanya sama saja, bahkan lebih daripada seorang tentara. Tanpa senjata ataupun alat perlindungan yang lain, seorang warta

SOPIR KERETA

Sopir Kereta Oleh : M. Irfan Luthfi Jam 4 pagi. Inilah waktuku untuk segera beranjak bangun dari tempat tidurku. Di saat orang-orang masih terlelap dalam tidur mereka, Aku sudah harus bangun dan bersiap-siap menuju ke tempat kerjaku. Setelah sholat subuh, mandi, dan sarapan, segera kukenakan seragam biru berlambangkan angka 2 itu. Secara tidak langsung seragam itu sudah menunjukkan tempat di mana Aku bekerja. Ya, di P.T. Kereta Api Indonesia. Di situlah Aku bekerja. Bekerja sebagai masinis kereta. Memang bukanlah pekerjaan yang luar biasa. Namun Aku bangga dengan pekerjaanku ini. Kebanggaanku terletak pada sifat profesiku yang membantu mengantarkan para penumpang kereta untuk mencapai tujuannya dengan selamat. Terlebih bangga lagi, jika rangkaian kereta yang Aku masinisi dapat tiba tepat waktu sesuai jadwal di tempat tujuan.

KISAH SEORANG SOL SEPATU

KISAH SEORANG SOL SEPATU Oleh: M. Irfan Luthfi             Kisah ini mungkin salah satu kisah yang paling berkesan di dalam hidupku. Di mana di dalam kisah ini diceritakan seorang sol sepatu yang ikhlas mengabdikan hidupnya untuk keluarga dan orang – orang di sekelilingnya. Di suatu Rabu sore di tahun 2009, kala itu Aku sedang duduk termenung di depan rumah sembari melihat lambaian daun padi di sawah seberang rumah. Angin sore yang bertiup lembut menambah suasana semakin tenang saja, apalagi di depan rumahku tumbuh banyak sekali pepohonan. Aku ingat sekali, sore itu terasa pagi indah nan sejuk yang membawa ketenangan untuk seluruh umat manusia.