Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2012

SIMPHONIE: PERCINTAAN

SIMPHONIE PERCINTAAN Oleh: M. Irfan Luthfi Saya Yakin.... Anda sering mendengar kata CINTA dalam kehidupan Anda... Namun, sering... Banyak orang, mungkin termasuk Anda jua... Mengartikan kata cinta adalah sesuatu seperti pacaran... Ya, pertama saya juga mengartikan kata Cinta juga seperti di atas...

SIMPHONIE: DUALISME ALAM

SIMPHONIE DUALISME ALAM Oleh: M. Irfan Luthfi Detik demi detik.... Menit demi menit... Dari detik menjadi menit.... Dari menit menjadi jam.... Hingga akhirnya kita tak sadar.... Sudah berapa detikkah kita hidup di dunia....

SIMPHONIE: AKU

SIMPHONIE AKU Oleh : M. Irfan Luthfi Sendiri..., Aku termenung... Termangu... Di tengah langit malam, Tuk menunggu sebuah kepastian.

SIMPHONIE: KEBEBASAN

SIMPHONIE KEBEBASAN Oleh: M. Irfan Luthfi Bebas... Satu kata yang bermakna banyak. Namun jarang ditelusur asal usulnya. Sehingga banyak orang tak tahu, Mengapa orang bisa memilih kata bebas.

SIMPHONIE: SEKOLAH

SIMPHONIE SEKOLAH Oleh: M. Irfan Luthfi Selama ini kita berpikir.... Bahwa dengan bersekolah, Kita akan selalu mendapat sesuatu yang baru...

LELAKI TUA PENJAJA KORAN

LELAKI TUA PENJAJA KORAN Oleh: M. Irfan Luthfi “ Koraaaan …… ! Koraaaan … .! Sebuah pesawat baru saja jatuh kemarin … !!! Semua penumpangnya tewas … .!!! Koraaan … ..!!!! Koraaan … .!!!, berita hangaat.., berita hangaaat … !!! ” Teriak seseorang yang sudah tak lagi umurnya sambil membawa seikat koran yang baru saja keluar dari percetakan. Dengan menggunakan sepeda tuanya, orang tua itu tampak semangat sekali mengoperkan koran – koran kepada pelanggan setianya. Ia terus lakukan itu tiap pagi tanpa mengenal rasa lelah. Sehingga orang – orang yang tinggal di komplek sudah akrab sekali dengan orang tua itu.

GADIS BERKERUDUNG MERAH JAMBU

GADIS BERKERUDUNG MERAH JAMBU Oleh: M. Irfan Luthfi Pagi itu terasa beku. Meski hari telah beranjak siang, namun suasana masih terasa beku. Beberapa teman kami yang sudah hadir di tempat itu merasakan sesuatu hal yang ganjil. Di mana rasa itu tidak pernah muncul ketika apa yang kami nantikan ada di hadapan kami. Siapakah ia? Mengapa ia begitu kami nantikan kehadirannya, termasuk diriku ini. Ya ialah gadis berkerudung merah jambu. Tidak salah kami memanggilnya gadis merah jambu, karena memang seperti itulah ia. Ia suka mengenakan semua hal – hal yang berbau merah jambu, sehingga tidak hanya kami saja yang memanggilnya gadis merah jambu.

Aku Ingin Melihat Dunia Sekali Lagi!

Aku Ingin Melihat Dunia Sekali Lagi! Oleh: M. Irfan Luthfi Pagi itu serasa pagi terakhir buat Aku. Aku yang selalu terbangun dengan selang infus menancap pada pergelangan tangan, dan alat bantu nafas yang tidak pernah lepas dari hidungku. Tiap pagi, Aku selalu berharap dapat terbangun dari tempat tidurku, dan dapat bergerak, berjalan dengan bebas tanpa adanya benda – benda yang kini membantu ku hidup. Percayalah, benda – benda yang menempel pada tubuhku kini benar benar menjadi nyawa bagi ragaku. Terlepas salah satu saja dari benda – benda itu, mungkin ragaku hanya akan menjadi seonggok daging tak bernilai.

Ketika Aku Pulang Kuliah

KETIKA AKU PULANG KULIAH Oleh: M. Irfan Luthfi Hari itu sungguh sangat panas. Matahari terasa membakar kulit meski Aku telah mengenakan jaket yang tebal. Celana Jeans, sepatu, kaos kaki tebal, hingga helm yang lengkap dengan penutup muka seolah tak mampu menahan teriknya sinar matahari. Panas matahari semakin terasa di saat lampu lalu lintas di depan UKDW menyala merah. Aku bersama motor kesayanganku harus berhenti menunggu lampu kembali menyala hijau. Sementara Aku menunggu, kusempatkan diriku untuk membalas beberapa SMS yang masuk ke ponselku. Ada sekitar sepuluh pesan yang belum sempat terbaca, dan diantara yang sepuluh itu ada SMS darinya. Kuputuskan untuk membuka sms darinya itu pertama kali dan isinya membuatku tersenyum. Yah, isi dari pesan darinya itu mengatakan, bahwa dia akan kembali ke Jogja esok pagi. Aku mengiyakan, namun ketika akan membalasnya lampu dengan cepat berganti nyalanya menjadi hijau. Segera kumasukkan ponselku ke dalam kanton

Kisah Seorang Fotografer

KISAH SEORANG FOTOGRAFER Oleh: M. Irfan Luthfi Melihat mereka berdua sangat akrab, Aku merasa sakit. Meski hanya dari balik lensa kameraku, namun, bidikanku tepat mengenai hatiku. Ketahuilah, Aku adalah seorang fotografer. Aku selalu mencuri-curi kesempatan, untuk mencari, dan mengambil setiap momen yang paling berharga buatku. Meski kameraku adalah kamera butut. Dengan blitz, roll film, dan lensa sebagai senjatanya, Aku mampu mendapatkannya. Momen yang paling berharga. Terkadang Aku sering diusir orang, karena dianggap pengganggu. Terkadang Aku dibiarkan saja karena hanya dianggap sebagai lalat kecil yang tidak mengganggu. Atau, Aku lebih sering ditahan oleh kesalahanku yang mentarget "cewek-cewek sadar kamera". Namun hal itu menjadikan hobiku sebagai sesuatu yang luar biasa, dan penuh tantangan. Termasuk hari ini. Tantangan tersendiri buat keteguhan hatiku di balik lensa atau merusak momen dengan mendatanginya.

SEPULUH

SEPULUH Oleh: M. Irfan Luthfi Pagi itu terasa berat bagiku. Mengingat hari itu adalah hari penentuan diterima atau ditolakkah Aku untuk menjadi siswa baru di sebuah SMA negeri di tengah Kota Yogyakarta. Namaku Adi. Aku baru saja lulus dari jenjang SMP-ku. Dan kini tengah mencari sebuah SMA yang akan menjadi penerus perjuanganku dalam meraih cita-cita. NEM-ku lumayan bagus. Tiga puluh enam koma enam lima. Cukup bagus untuk seorang lulusan SMP kala itu. Dengan nilai itu, Aku yakin jika Aku akan diterima di SMA negeri yang telah lama menjadi impianku.