MOBIL TUA
Mobil
Tua
Oleh:
M. Irfan Luthfi
Sebuah
mobil biru tua teronggok tak terurus di suatu sudut kota. Warnanya
sudah lusuh, penuh coretan di sana sini, rodanya pun sudah hilang
entah kemana. Namun bentuknya masih utuh dan masih dikenali bahwa
benda yang teronggok itu adalah sebuah mobil tua. Sudah dua tahun
terakhir ini, mobil tua itu ditinggal oleh pemiliknya. Parahnya lagi,
mobil itu dibiarkan begitu saja hingga keadaanya menjadi parah
seperti sekarang ini. Sebuah mobil Buick tua yang dulu pernah menjadi
rajanya para mobil kini dapat dibilang sudah tak bernyawa lagi.
Padahal dulu, mobil jenis ini begitu gagahnya melaju di tengah jalan
– jalan kota besar. Cat bodinya yang mengkilat ditambah lagi dengan
polesan krom yang menampilkan kesan mewah, membawa suasana tersendiri
baik bagi pengendaranya maupun bagi yang melihatnya. Bahkan, pada
masa itu, bisa dibilang mobil jenis ini adalah mobil milik orang –
orang kaya. Karena harganya yang cukup mahal, juga tingkat
kemewahannya yang di atas rata – rata mobil saat itu pada umumnya.
Namun kini, mobil Buick yang dulu gagah, mewah, dan berkelas hanyalah
menjadi seonggok sampah besi tua yang tidak bisa dipergunakan lagi.
Di
kota itu, terkenal pula sebuah bengkel mobil – mobil antik. Bengkel
itu pada mulanya adalah bengkel biasa yang melayani setiap keluhan
pemilik mobil. Namun karena usia bengkel yang sudak cukup tua dan
masih bertahan hingga saat ini, menjadikan bengkel itu menjadi satu –
satunya bengkel di kota itu yang masih menyediakan layanan perbaikan
untuk mobil – mobil tua yang sudah dibilang klasik bagi kebanyakan
orang. Bengkel itu menyediakan segala kebutuhan yang dibutuhkan oleh
si pemilik mobil mulai dari spare
part
hingga pelayanan jasa perbaikan yang membutuhkan keahlian lebih dari
para montir di bengkel itu. Dari itulah, bengkel itu dikenal banyak
orang karena kualitas dan hasil yang diberikan kepada para pemilik
mobil tua.
Pada
suatu pagi yang cerah di Hari Minggu. Hari itu bengkel tutup. Bengkel
hanya buka dari Hari Senin sampai Sabtu. Pemilik bengkel memanfaatkan
hari tutup bengkel itu dengan sedikit merasakan indahnya hari libur.
Dari dimana hari dimulai, Ia sudah bangun kemudian berolahraga pagi,
berlari – lari kecil mengelilingi jalan sekitaran bengkel. Ia tidak
bisa melakukan hal tersebut jika pada hari bengkel buka. Karena
sedari pagi, pasti sudah banyak pelanggan yang antri dengan banyak
keluhan. Sembari berlari – lari pagi, Ia mendengarkan musik dari
pemutar musik portable
nya. Dengan menggunakan headset, Ia menikmati tiap alunan lagu yang
diputar dari pemutar musik itu. Hingga secara tidak sadar membuat Ia
berlari ke arah yang salah. Ia berlari melewati jalan yang belum
pernah Ia lewati sebelumnya dan baru tersadar setelah Ia merasakan
ada hal yang berbeda dari jalan yang Ia lalui itu. Merasakan hal yang
berbeda itu lantas membuatnya berhenti untuk berlari sejenak. Ia
berjalan menyusuri trotoar di jalan itu. Ketika berjalan itulah, Ia
melihat sebuah mobil tua yang teronggok di sudut jalan. Ia segera
mempercepat langkah kakinya untuk melihat mobil itu. Setibanya di
tempat itu, Ia melihat sebuah mobil Buick yang masih lengkap dengan
asesoris interiornya teronggok bak bagai besi tua. Ia berjalan
mengitari mobil tua tersebut dan mendapati bahwa mobil itu masih
lengkap dan hanya hilang di ban – bannya saja. Merasa pernah
memakai mobil yang sejenis itu, Ia pun merasa akan keadaan mobil itu.
Tanpa pikir panjang, Ia segera menelepon jasa derek terdekat untuk
mengirimkan dereknya. Tampaknya Ia memiliki rencana untuk mobil tua
tersebut.
Tidak sampai lima
belas menit, sebuah mobil derek tiba. Dengan perlahan, mobil tua itu
mulai ditarik. Namun sebelum ditarik, pada bagian alas mobil itu
sudah diberikan roda – roda pengaman agar kerangka mobil tua itu
tidak rusak. Setelah itu barulah, mobil tua itu ditarik perlahan
dengan menggunakan katrol dan diletakkan di geladak mobil derek
tersebut. Sambil menyelam minum air, begitulah satu ungkapan yang
ada. Berpikir bahwa jika Ia kembali berlari pasti akan membuatnya
lebih capek, Ia pun segera menumpang truk derek tersebut. Ia duduk di
geladak truk itu sambil memegangi mobil tua itu. Tampaknya Ia memang
benar – benar memiliki rencana yang besar untuk mobil itu.
Setibanya di
bengkel, pemilik bengkel itu langsung dari truk itu dan segera
membuka gerai yang menutupi area kerja bengkel tersebut. Dengan
perlahan, mobil tua tersebut diturunkan dari truk derek tersebut.
Setelah diletakkan di sebuah pelataran, mobil tua itu segera ditarik
ke dalam bengkel. Barulah si pemilik bengkel membayar sejumlah uang
kepada penyedia jasa derek tadi. Tidak memakan waktu lama, truk derek
itu meninggalkan bengkel tersebut untuk kembali ke pangkalannya.
Sementara itu pemilik bengkel segera menghubungi teman – teman yang
juga pemilik bengkel juga. Rata – rata, teman – temannya juga
pemilik bengkel mobil antik. Melalui telepon, Ia menyampaikan
rencananya itu. Ia juga mengatakan bahwa Ia juga menemukan sebuah
mobil tua yang bisa digunakan untuk menjalankan rencananya itu. Namun
di luar dugaan, rupanya sebagian besar teman – temannya menolak
untuk membantu menjalankan rencananya itu dengan alasan kesibukan
mengurus bengkel. Dari sepuluh orang teman yang Ia hubungi, hanya dua
orang saja yang menyanggupi untuk membantunya melaksanakan
rencananya. Itupun hanya bisa dilakukan setelah waktu bengkel usai.
Sedangkan waktu bengkel selesai pada pukul sembilan malam. Ia merasa
bahwa rencananya akan gagal untuk dilaksanakan. Hingga akhirnya
sampailah Ia pada satu keputusan bahwa Ia akan menjalankan rencananya
itu sendirian.
Tanpa
membuang waktu lagi, mobil tua yang masih tergeletak di atas salah
satu pelataran bengkel itupun segera ia dorong masuk menuju ke
bengkel pribadinya. Sesampainya di tempat itu, mobil itu segera Ia
pindahkan ke sebuah pelataran khusus untuk memperbaiki mobil.
Pelataran itu memiliki dongkrak hidrolik yang dapat dinaikkan ataupun
diturunkan secara otomatis. Pelatarn itu juga didesain khusus untuk
kerangka – kerangka mobil tua. Sehingga dengan menggunakan dongkrak
khusus ini, kerangka – kerangka mobil tua tidak akan rusak. Setelah
selesai memindahkan mobilnya ke pelataran khusus itu, Ia segara masuk
ke ruang kerjanya. Ia mengambil satu buah buku yang berjudul “The
Car”
. Di dalam buku itu sudah ia sisipkan sebuah pembatas buku. Ketika
dibuka, pembatas buku itu akan langsung menunjuk ke satu halaman di
buku itu. Dan di halaman yang ditunjukkan oleh pembatas buku itu,
tampak sebuah mobil Buick mewah berwarna merah hati. Rupanya, si
pemilik bengkel memiliki rencana untuk memperbaiki mobil Buick yang
sudah rusak tadi sehingga bisa dipergunakan kembali.
Setelah melihat
buku tersebut, Ia pun memulai rencananya tersebut. Pada awalnya, Ia
membongkar semua bagian – bagian mobil yang menempel pada bodi dan
kerangka. Bagian – bagian ini kebanyakan di krom sehingga
menampilkan kesan mewah. Sedangkan pada bodinya biasanya hanya dicat
satu warna saja namun mengkilap. Ia juga mengeluarkan seluruh isi
mobil. Kursi, dan segala jenis bentuk interior Ia keluarkan semuanya.
Sehingga pada akhirnya, yang tersisa dari mobil tua tersebut hanyalah
bodi yang sudah berlubang dan kerangkanya saja. Sedangkan semua
asesoris yang menempel di luar maupun di dalam sudah dilepaskan
semuanya. Mobil tua itu kini sudah siap memasuki tahap selanjutnya.
Yakni tahap pendempulan dan pengecatan ulang. Pemilik bengkel itu pun
segera mendorong pelataran khusus itu masuk ke dalam ruang cat. Di
situlah Ia mendempul beberapa bagian mobil yang sudah terlihat penyok
ataupun berlubang. Bodi mobil tua itu masih bagus. Tidak banyak
lubang yang terlihat ataupun karat yang mengganas. Ini membuktikan
bahwa, dahulu pemiliknya pasti merawat mobil itu dengan susah payah.
Benar – benar menjaganya hingga mobil tua itu benar – benar tidak
dapat berjalan cepat secepat mobil – mobil sekarang. Atau pun ada
kejadian lain yang menyebabkan si pemilik sebelumnya meninggalkan
mobil itu begitu saja di sudut kota.
Satu persatu bagian
dari mobil itu didempul. Mulai dari kap mesin yang agak begitu penyok
karena kejatuhan sesuatu. Kemudian pintu bagasi belakang, ujung dari
pintu penumpang hingga bagian atap mobil yang banyak penyok kecil di
sana sini. Ia mendempulnya dengan perlahan dan hati – hati, supaya
hasil dempulannya bagus dan dapat segera rata. Setelah selesai di
dempul, Ia segera mengambil sebuah alat sejenis penghalus. Alat itu
bisa menghaluskan semacam hasil dempulan seperti yang Ia lakukan
sebelumnya. Ia akan menggunakan alat itu untuk lebih menghaluskan
hasil dempulannya agar makin rata dengan struktur bodi yang
sebenarnya. Sehingga hasilnya bagus dan tidak ada yang menggelembung.
Mesin penghalus itu pun dinyalakan, dan raungannya memenuhi ruangan
bengkel. Orang – orang di sekitar bengkel pun penasaran mendengar
suara raungan itu. Suara itu biasa terdengar jika bengkel sedang
dalam keadaan buka saja. Tidak dalam keadaan tutup seperti ini. Orang
– orang pun mencari tahu apa yang sedang dikerjakan oleh pemilik
bengkel di dalam bengkelnya itu.
Pemilik
bengkel tidak mempedulikan hal itu. Ia terus mengerjakan rencananya
itu dengan penuh semangat. Alhasil, tidak sampai dua jam, Ia telah
menghaluskan seluruh permukaan bodi mobil tua itu. Sehingga bodi
mobil tua itu pun siap untuk di cat ulang. Tanpa membuang waktu lagi,
Ia segera menyiapkan semua peralatan yang akan digunakan untuk
mengecat bodi mobil. Mulai dari mixer,
compressor, penyemprot,
hingga tabung pengocok. Setelah semua siap, Ia pun mulai proses
pengecatan. Seperti pada umumnya, Ia mengecat seluruh bodi mobil tua
itu dengan warna dasar putih. Sehingga warna sebelumnya dengan
dempulannya secara keseluruhan akan tertutupi dengan warna putih. Ia
mengulangi pengecatan dengan warna putih ini berulang kali.
Setidaknya tiga sampai empat kali. Hingga seluruh bodi mobil benar –
benar berwarna putih dan tidak ada yang belang. Setelah memastikan
seluruh bodi mobil berwarna putih, Ia pun membiarkannya beberapa saat
agar cat yang baru saja Ia semprotkan benar – benar menempel pada
bodi mobil.
Sembari menunggu,
Ia pun menyempatkan diri untuk mengerjakan hal lainnya. Blok mesin
yang sudah Ia keluarkan sebelum bodi mobil dan kerangkanya masuk ke
ruang cat telah menunggu diperbaiki. Dengan menggunakan katrol, Ia
pun segera menarik blok mesin itu ke atas hingga tingginya sejajar
dengan perutnya. Cara inilah yang dilakukannya agar Ia dapat
mengontrol penuh seluruh sisi dari blok mesin tersebut. Mesin 5.000cc
itu benar – benar membuatnya kagum. Memiliki delapan silinder dan
dua katup di tiap silindernya membuat Ia benar – benar bernostalgia
dengan mesin – mesin jaman dulu. Ia pun mulai memperbaiki mesin
mobil tersebut. Ia memulainya dengan memutar poros roda yang
terhubung dengan bagian transmisi. Ia memutarnya secara perlahan
untuk memastikan kerusakan – kerusakan apa saja yang mungkin
terjadi di dalam blok mesin. Ia memutarnya hingga puluhan kali untuk
memastikan keadaan mesin yang sedang dihadapinya. Beberapa terdengar
suara gesekan yang agak kasar ketika putaran berada di seratus
delapan puluh derajat akhir. Mendengar gesekan – gesekan itu,
akhirnya Ia memutuskan untuk membuka blok mesin 5000cc itu. Ia
bongkar sampai ke dalam bagian pistonnya. Barulah kemudian Ia mencoba
memutarnya sekali lagi. Dengan perlahan, Ia memutar poros roda itu
dan mencoba mendengarkan sekali lagi suara – suara gesekan yang
timbul tadi. Rupa – rupanya, begitu blok mesin itu dibuka, suara
gesekan itu terdengar makin jelas dan dengan cermat Ia memperhatikan
ke keseluruhan piston yang sedang bergerak naik turun. Ia mendekatkan
telinganya ke arah lubang – lubang piston itu dan akhirnya Ia
mendapati bahwa piston ke dua, lima, dan tujuh yang menimbulkan suara
seperti itu. Meskipun Ia pemilik bengkel, namun Ia juga tidak terlalu
pandai dalam hal mesin. Ia hanya mampu memeriksa keadaan mesin hingga
sejauh ini saja. Sehingga, untuk hal ini, Ia mencoba menghubungi
salah satu temannya lagi yang pandai di bidang mesin untuk
membantunya memperbaiki mesin yang rusak itu. Namun, lagi – lagi
temannya itu tidak dapat membantu karena alasa kesibukan. Hingga
akhirnya Ia pun memutuskan untuk memperbaiki mesin mobil itu sendiri.
Ia pun pergi
meninggalkan mesin mobil. Ia berjalan menuju ke ruang kerjanya untuk
mengambil beberapa buku mengenai mesin. Ingat betul, dulu Ia pernah
membaca sedikit mengenai mesin. Ia pernah belajar sedikit mengenai
mesin, namun tidak pernah diteruskannya karena Ia lebih suka ke
bagian interior dan eksterior mobil. Namun, setidaknya keadaan kali
ini benar – benar memaksanya kembali untuk mempelajari mesin.
Setelah mendapatkan buku – buku yang dibutuhkan, Ia kembali
berhadapan dengan mesin 5.000 cc itu. Ia pun mengambil sebuah buku
dan mencoba mencari tahu apa yang harus dilakukan ketika menemui
kasus yang Ia hadapi sekarang. Cukup lama Ia membaca buku itu, sampai
akhirnya Ia menemukan bahwa suara gesekan itu terjadi karena ring
piston yang sudah lama aus dan harus segera diganti. Tanpa membuang
waktu lagi, Ia segera pergi ke ruang penyimpanan dan mencari ring
piston yang cocok untuk mesin Buick 5.000cc itu. Beruntunglah Ia
masih memiliki beberapa stok ring piston untuk mesin jenis itu.
Langsung saja Ia mengambilnya untuk di pasangkan pada ring piston
yang aus tadi.
Permasalahan tidak
hanya sampai di situ saja. Kali ini, Ia dihadapkan pada permasalahan
bagaimana cara mengeluarkan piston itu. Kembali Ia membuka buku yang
lain dan kembali pula Ia menemukan sesuatu yang dibutuhkan. Di buku
itu tertulis, untuk mengeluarkan piston, harus mengeluarkan satu
porosnya. Itu artinya, Ia harus membongkar blok mesin bagian bawah
agar dapat mengambil piston – pistonnya. Ia segera menarik mesin
itu lebih tinggi, sehingga hanya menyisakan blok bagian bawah untuk
dikerjakan. Ia pun mulai membongkar blok mesin bagian bawah itu,
namun ternyata itu tidaklah mudah. Mur dan baut penguat yang dibuat
pada masa itu, rupanya sudah sangat berbeda. Dengan hampir semua
peralatan yang Ia miliki, hampir tidak mungkin membuka mur dan baut
yang mengunci rapat blok mesin bagian bawah. Setidaknya, hingga Ia
menemukan satu kunci yang cocok dan pas untuk membuka mur dan baut
itu.
Pekerjaan membuka
blok mesin bagian bawah itu memakan waktu banyak. Hampir dua jam
lamanya Ia berkutat dengan blok mesin bagian bawah itu. Setelah mur
dan baut yang mengunci rapat itu terlepas, namun ternyata blok mesin
itu masih tetap kuat menempel. Sehingga Ia harus menggunakan cara
yang agak kasar untuk membukanya. Dengan menggunakan sebuah
pengungkit, perlahan – lahan Ia memaksa blok mesin itu untuk
terlepas dari ikatannya. Dan, setelah mencoba beberapa kali, akhirnya
blok mesin bagian bawah itu terlepas ikatannya dengan blok mesin
inti. Namun, blok mesin itu tidak langsung jatuh ke pelataran
bengkel. Karena masih ada poros penguat di tiap sisi blok mesin itu.
Sehingga Ia harus menariknya ke bawah dengan perlahan supaya blok
mesin bawah itu benar – benar lepas.
Usahanya pun
berhasil. Blok mesin itu pun terlepas dan kini Ia bisa mengambil
poros dan pistonnya. Dengan perlahan, Ia menarik poros itu ke bawah.
Tidak begitu sulit dan tidak membutuhkan waktu yang lama, poros
beserta pistonnya pun berhasil Ia keluarkan. Kini, Ia hanya tinggal
mengganti ring – ring piston yang telah aus itu tadi. Satu persatu,
Ia mengganti ring piston yang aus dengan yang baru. Kemudian seluruh
kepala piston juga ia bersihkan sampai – sampai salah satu komponen
mesin itu benar – benar mengkilat dan siap untu dimasukkan kembali
ke dalam blok mesin.
Blok mesin pun
dikembalikan seperti semula. Semua blok dipasang kembali dan dimur
dan dibaut dengan kuat. Setelah semua dicek dan sudah tidak ada yang
terasa aneh lagi, Ia pun siap untuk kembali menghidupkan mesin itu.
Dengan segera Ia mengisi tangki pelumas yang sudah lama kering. Ia
isi dengan pelumas kualitas terbaik. Kemudian Ia memutar – memutar
sedikit poros mesin itu supaya pelumas dapat turun ke semua bagian
mesin terlebih dahulu. Kemudian Ia mengganti seluruh komponen
pengapian dari mesin itu. Satu persatu Ia cabut dan diganti dengan
yang baru. Harapannya mesin Buick 5.000cc ini dapat menghasilkan
tenaga yang maksimal. Mesin pun siap untuk dinyalakan dan Ia hanya
tinggal mengisi tangki bahan bakar yang terhubung dengan mesin itu.
Ia mengisi penuh tangki itu. Karena Ia merasa, pasti dibutuhkan lebih
dari sepuluh kali percobaan sampai mesin itu benar – benar dapat
berputar normal.
Percobaa pertama,
dengan menggunakan batere yang ada Ia membangkit mesin itu. Mesin itu
pun berputar beberapa kali, mengeluarkan beberapa kali suara ledakan
dari pipa pembuangannya kemudian berhenti. Percobaan kedua, Ia coba
kembali menghidupkan mesin itu. Lagi – lagi mesin itu melakukan hal
yang sama, berputar beberapa kali, mengeluarkan suara ledakan dari
pipa pembuangannya kemudian berhenti. Percobaan ketiga, ia memutuskan
untuk membersihkan isi blok mesin itu terlebih dahulu. Ia pun menutup
saluran bahan bakar yang masuk ke dalam mesin dan menyalakan mesin
itu tanpa bahan bakar. Alhasil, semburan api keluar dari pipa –
pipa pembuangan dibarengi dengan suara ledakan yang mengagetkan.
Akhirnya Ia pun tiba pada percobaan yang keempat, Ia pun mencoba
menghidupkan mesin itu kembali. Dengan menggunakan batere, mesin itu
pun berputar halus. Barulah Ia mengalirkan bahan bakar ke dalam mesin
itu dan hasilnya, mesin itu pun berputar dengan mulusnya. Ia menarik
– narik kabel akselerasi untuk mengalirkan lebih banyak bahan bakar
ke mesin. Akhirnya, putara mesin pun makin meninggi. Putaran mesin
terdengar sangat halus. Ini berarti mesin 5.000cc itu siap untuk
ditanamkan kembali ke buick yang sekarang masih dalam proses
pengecatan.
Pemilik bengkel pun
kembali ke ruang pengecatan untuk menyelesaikan pekerjaan
mengecatnya. Ia memeriksa dan meyakinkan bahwa cat putih yang ia
semprotkan sebelumnya sudah mengering dan siap untuk dilapisi dengan
cat yang diinginkan. Ia pun segera mengambil mixer dan mulai
mencampurkan warna. Warna yang diinginkannya adalah warna merah hati
sesuai dengan gambar yang ada di buku yang pernah Ia lihat. Pekerjaan
mengecat pun dimulai kembali. Seperti pada pekerjaan pengecatan
sebelumnya, proses penyemprotan kali ini pun diulang beberapa kali
agar seluruh warna merata dan tidak ada yang belang. Proses
penyemprotan warna ini rupanya sangat menyita waktu. Hampir tiga jam
lamanya Ia menghadapi bodi mobil tua itu. Menggunakan masker dan
pelindung tubuh lainnya, dan bekerja di ruangan yang penuh dengan uap
cat. Setelah tiga jam lamanya, hasil pekerjaan mengecat itu pun mulai
terlihat. Warna merah hati yang diinginkan pun mulai muncul dan
mengkilap. Ia pun memutuskan bahwa pekerjaan mengecat telah cukup dan
tinggal menunggu keringnya saja sehingga siap untuk dipasangkan
kembali dengan mesinnya yang juga sudah siap.
Sambil menunggu cat
mengering, Ia pun memutuskan untuk mencari model ban yang cocok untuk
mobil buick itu. Mobil tua itu Ia dapati dalam keadaan tanpa roda.
Seluruh keempat rodanya sudah hilang entah kemana. Sehingga Ia harus
mencarikan roda yang baru untuk mobil tua yang baru Ia perbaiki
tersebut. Dengan segera, Ia bergegas menuju ke gudang penyimpanan,
tempat menyimpan semua suku cadang bengkel. Ia berjalan menuju ke rak
penyimpanan ban untuk melihat model – model ban yang dimilikinya.
Rupa – rupanya nasib sedang bernasib baik. Di rak itu terdapat satu
set ban untuk mobil buick sejenis. Mulai dari pelek hingga bannya.
Semuanya sama persis. Tanpa pikir panjang lagi, Ia segera mengambil
ban – ban itu dan membawanya ke bengkel pribadi. Setelah ban siap,
Ia pergi kembali ke ruang pengecatan dan memeriksa hasil
pengecatannya. Warna merah hatinya sangat menyala dan mengkilat.
Mobil tua itu tampak seperti baru saja keluar dari pabrik. Merasa
senang sekali, Ia pun langsung mendorong pelataran tempat bodi mobil
itu diletakkan keluar. Ia langsung menempatkan pelataran itu di bawah
mesin 5.000cc yang masih dalam keadaan tergantung. Pekerjaan
selanjutnya adalah memasukkan kembali mesin buick 5.000cc itu ke
dalam bak mesinnya. Meski kelihatannya mudah, namun ini adalah
pekerjaan yang sulit. Apalagi jika belum professional yang
melakukannya. Ia tidak menyerah, dengan perlahan Ia memasukkan mesin
itu ke dalam bak mesin dan menggabungkannya kembali dengan poros
perseneling. Dengan hati – hati sekali, Ia menggabungkan seluruh
komponen yang berhubungan dengan mesin itu. Mulai dari pedal kopling,
pedal gas dan perseneling. Semuanya Ia pastikan betul saling terikat
kuat sehingga diharapkan tidak ada masalah lagi nantinya. Setelah
mesin mobilnya benar – benar sudah masuk ke dalam bak mesin dan
terikat kuat, Ia pun mulai memasang roda – roda mobil itu.
Satu persatu Ia
pasang dan kencangkan. Tidak sampai satu jam, pemasangan ban pun
selesai dilakukan. Mobil tua itu pun tampak seperti baru lagi. Kini
hanya tinggal interior dan eksteriornya saja yang belum dipasang.
Akhirnya, pelataran itu pun diturunkan dan mungkin untuk pertama
kalinya setelah beberapa waktu, mobil itu pun kembali menyentuh tanah
dengan roda – rodanya yang baru.
Pekerjaan yang
benar – benar terakhir yang harus Ia lakukan adalah memasang semua
asesoris interior dan eksteriornya. Beruntunglah, karena inilah
keahliannya, Ia tidak begitu kesulitan dengan pekerjaan ini. Kursi
pengemudi, penumpang semua dipasang dan ditata dengan apik. Dashboard
yang semula hanya berwarna hitam, ia lapisi dengan cat dengan motif
kayu, sehingga menambah kesan klasik. Setir yang semula juga berwarna
hitam, Ia ganti juga dengan setir besar klasik yang Ia ambilkan dari
mobil Ford Pick Up tua. Sehingga suasana klasik makin terasa.
Terakhir, Ia memasang bumper mobil yang dilapis krom sehingga makin
tampak elegan. Akhirnya selesailah pekerjaan memperbaiki mobil tua
yang Ia temukan pagi tadi di suatu sudut kota. Jam sudah menunjukkan
pukul lima pagi. Ini artinya, Ia hampir 24 jam bekerja dan tanpa
istirahat. Namun, sebuah kebanggan tersendiri berhasil Ia dapatkan.
Sebuah mobil buick baru berwarna merah hati telah ada ditangannya dan
siap untuk dibawa berkendara.
Pada pagi harinya,
seperti biasa Ia pasti berjalan – jalan keliling kota terlebih
dahulu untuk mencari berbagai kebutuhan bengkel. Tidak seperti pada
pagi – pagi sebelumnya, kini Ia ingin memamerkan mobil buick
barunya itu. Jam delapan pagi, ketika para montirnya datang, Ia
sedang mendorong keluar mobil buicknya itu. Berbagai tanggapan akan
kekaguman terhadap mobil itu keluar dari mulut montir – montirnya.
Dengan agak sedikit meninggi Ia pun menyalakan mesin mobil itu dan
bagai mobil yang baru saja keluar dari pabrik, semuanya sempurna.
Suara mesinnya yang halus dan khas, ditambah dengan badan mobil yang
super super mengkilat ditambah lagi dengan elegannya krom yang
menempel pada sudut – sudut badan mobil. Seperti biasa, sebelum Ia
pergi, Ia mengabsen semua montir – montirnya. Setelah dirasa siap
dan cukup untuk memulai bengkel, Ia pun mulai menjalankan
rutinitasnya kembali, yakni pergi mengelilingi kota untuk mencari
semua kebutuhan bengkel. Sambil melambaikan tangan kepada seluruh
montirnya, Ia pun menjalankan mobil buick barunya itu keluar dari
bengkel. Dengan perlahan, Ia mengemudikan mobil buick itu bak
layaknya seorang pejabat di kota itu. Dari dalam mobil Ia hanya
melihat berbagai ekspresi orang – orang ketika melihat mobilnya
melintas di depan mereka. Sebuah kebanggaan tersendiri dapat mengubah
mobil tua yang sebelumnya telah mati menjadi hidup kembali. Selama
mobil itu dapat diperbaiki dan berjalan, maka mobil itu belum bisa
dikatakan mati.
-----*****-----
(Mobil Tua)
Komentar
Posting Komentar